Wednesday, December 24, 2014

Menyambut dan Mengucapkan "Merry Christmas" oleh Orang Islam menurut Ustadz Felix Siauw

Ustadz Felix Siauw

01. walau masih berbeda aqidah dengan kedua orangtua | alhamdulillah saya dikaruniai kemudahan dalam keluarga

02. di tahun 2002 saya menjadi Muslim setelah 18 tahun merayakan Natal | banyak yang berubah setelah saya memahami agama Islam

03. proses berpikir yang mengantarkan saya pada Islam | agama logis yang bisa memuaskan akal, menenangkan hati, dan sesuai fitrah

04. prinsip tauhid di dalam Islam itu sederhana dan mengena | prinsip satu Tuhan itu menenangkan dan menentramkan

05. setelah menjadi seorang Muslim tentu banyak penyesuaian yang harus saya lakukan | aqidah Islam tentu menngubah banyak prinsip hidup

06. salah satu prinsip yang terpenting adaah penjagaan terhadap aqidah | pengakuan bahwa Allah itu satu dan tiada yang menyamai-Nya

07. saya memasuki Islam sekira bulan Oktober 2002 | maka ujian pertama ada di bulan Desember 2002 saat perayaan Natal keluarga

08. sulit sekali pada waktu itu untuk menyampaikan pada orangtua saya sudah menjadi seorang Muslim | apalagi menjelaskan tentang Natal

09. terbayang sudah selaksa bantahan dan omelan yang bakal diterima | apalagi menjelaskan bahwa saya tidak lagi ikut-ikutan Natalan

10. hanya saja saya tahu persis apa itu Natal | bagi kaum Nasrani itu perayaan terbesar | yaitu kelahiran Yesus, Tuhan Juruselamat

11. maka perayaan Natal itu bagi saya memiliki konsekuensi aqidah | yang takkan pernah saya sampaikan selamat padanya apalagi saya ikuti

12. terbayang lagi respon yang saya terima nantinya? | dimarahi? diamuk? diusir? | bagaimanapun juga ini prinsip aqidah yang harus sampai

13. benar saja, orangtua saya tentu tidak terima | dengan perdebatan alot 3 hari akhirnya ke-Islam-an saya bisa mendapat tempat

14. saat itu ayah saya berucap | "papi tidak bisa melarang kamu Muslim, tapi papi juga tidak bisa menerima kamu Muslim"

15. sementara isak tangis ibu saya menjadi latar diskusi alot kita sepanjang 3 hari | hati anak mana yang tak sedih melihat airmata ibunya?

16. tapi sekali lagi ini adalah aqidah yang tidak bisa ditawar | saya menguatkan hati sambil mengingat perjuangan Saad bin Abi Waqqash

17. saya hanya berharap pada Allah bila saya bertahan dengan aqidah ini | Allah memperkenankan suatu saat kelak ayah-ibu saya Muslim

18. namun ada hal yang benar-benar sulit mereka terima | "mengapa juga tidak boleh hanya sekadar mengucap Natal atau ikut merayakan?"

19. saya pahami cara pikir orangtua saya tentu tidak sama dengan apa yang saya pahami | menjelaskan prinsip aqidah bukan mudah

20. bagi mereka "selamat Natal" itu cuma sekedar ucapan | bagi saya kata-kata "cuma" itu seringkali hasutan setan yang paling laris manis

21. walau "cuma" ucapan selamat | saya tidak ingin mengingkari keyakinan utama | bahwa Allah itu satu dan tiada yang bersekutu dengan-Nya

22. dengan berat hati dan kelu lidah karena beratnya amanah ini | saya mencoba menjelaskan pada kedua orangtua saya..

23. "Islam itu sangat menghormati Yesus (Isa) | namun kami memuliakannya sebagai Nabi bukan sebagai Tuhan"

24. "Isa Ibnu Maryam disebut lebih banyak dari Muhammad di dalam Al-Qur'an | namun kami tidak bisa menerima bahwa dia dianggap Tuhan"

25. "sedang ibunya Maryam itu wanita terbaik di dunia tersebab kesuciannya | namun kami tidak bisa menganggapnya ibunda dari Tuhan"

26. "sedang kelahiran dari Isa Ibnu Maryam tertulis mulia di dalam Al-Qur'an | dan keselamatan padanya selalu sepanjang masa"

27. "dan salam dilimpahkan kepadaku, pada hari aku lahir, pada hari aku wafat dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali" (QS 19:33)

28. "kami menghormati Isa sebagaimana kami memuliakan ibunya | juga keluarga Imran, Daud, Musa, dan Ibrahim"

29. "sulit kami merayakan atau mengucapkan yang dianggap sebagai hari lahir (natal) Tuhan Yesus (Isa) | tidak mampu kami menyelesihi Isa"

30. sedang Isa bin Maryam berpesan | "sungguh aku ini hamba Allah, Dia memberiku AlKitab (Injil) dan Dia menjadikan aku Nabi" (QS 19:30)

31. amanah sudah kami sampaikan bahwa kami tidak bisa ikuti perayaan Natal | tidak juga mengucap selamat pada satu hal yang batil

32. kami mengakui dan memberi salam pada kelahiran Isa Ibnu Maryam Sang Nabi yang disucikan | bukan salam pada hari kelahiran Tuhan

33. begitulah saya jelaskan dengan baik | dengan perkataan lembut lagi menghormati kedua orangtua sebagaimana perintah Allah

34. alhamdulillah, sampai saat ini mereka memahami dengan baik | bahwa toleransi Muslim adalah membiarkan perayaan mereka

35. alhamdulillah pula mereka melihat perubahan saya setelah menjadi Muslim | yang tentu lebih menghargai, menyayangi, menghormati orangtua

36. tiada kebencian pada orang selain Islam | justru karena sayang kita ingin mengajak mereka menuju cahaya Islam | termasuk orangtua saya

37. tidak pernah hubungan saya-ayah, saya-ibu lebih baik dari hari ini | bercanda bergurau, berkisah | tak pernah ada ini sebelum Muslim

38. Islam mengajarkan saya menghormati dan memuliakan orangtua sepenuh jiwa | maka tak pernah ada cerita mereka protes tentang toleransi

39. karena orangtua saya tahu persis hanya karena Islam saya bisa berkasih dengan mereka | Allah yang ajarkan saya menyayangi kedua orangtua

40. alhamdulillah, Allah memudahkan saya menjaga aqidah saya | bukan terombang-ambing tak jelas atas alasan toleransi 

41. bila kita selalu baik pergaulannya setiap saat pada saudara kita non-Muslim | tidak mengucap Natal tak menjadi soalan dan masalah 

42. alhamdulillah Allah sudah menunjuki kita Islam | mudah-mudahan kita selalu menjaganya | wallahua'lam

Dipetik dan diedit sikit dari Akaun Facebook Ustadz Felix Siauw


2 comments:

  1. lebih selesa jika mgucapkan 'happy holiday' je....
    senang.umum... =)

    ReplyDelete
    Replies
    1. untuk memberi penghormatan kepada sahabat non-Muslim kita, boleh ucap "happy holiday".

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...